Monday, July 22, 2019

Dua Hari di Desa Neke Mengunjungi Sanggar Anak Nekamese

Anak-anak Paud Berkumpul Bersama mewarnai dan menunjukan hasil karya mereka
Kelas Inspirasi adalah gerakan para profesional turun ke desa-desa atau pedalaman untuk bertemu dengan anak-anak di bangku Sekolah Dasar (SD sampai SMA) selama sehari atau lebih bahkan sekarang lebih diharapkan dapat bertatap muka dengan orang tua anak untuk berbagi cerita dan pengalaman kerja juga motivasi meraih cita-cita. Berbagi cerita, pengetahuan, dan pengalaman untuk menjadi cita-cita dan mimpi mereka yang masih berada jauh dari jangkauan fasilitas yang memadai ditengah kemajuan teknologi dunia yang semakin melaju pesat. Sebuah pergerakan yang bertujuan untuk menginspirasi murid dengan cara mengundang dan mengajak kaum professional untuk menjadi penginspirasi dengan cara berbagi cerita tentang profesi. Kami percaya kehadiran penginspirasi membuat anak anak termotivasi untuk bercita cita lebih tinggi lagi dan memberikan mereka dan para orang tua serta aparatur desa sebuah alasan dan gambaran agar anak-anak tetap bersekolah serta siapa saja sekarang ini harus tetap berjuang belajar mengikuti kemajuan iptek namun dengan tetap bersandar kepada akar budaya yang ada.

berfoto bersama anak-anak sanggar di desa Neke

Sanggar Anak Nekamese
(Sumber : Facebook account bapak Pdt Sepri Adonis)

Tanggal. 19 dan 20 Juli 2019

Dua hari bersama sejumlah anak muda "Generasi aktif dari Solidaritas Merah Putih Nusa Tenggara Timur (Solmet NTT) yang terdiri dari gabungan Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Teknik Elektro, dan satu keluarga (ibu Vera Odja, suami dan anak) yang punya hati tulus untuk anak-anak di Desa Neke Kecamatan Oenino Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT. Saya berkenalan dengan ibu Vera Odja di Atambua dalam kegiatan pelatihan ACSE yang diinisiasi oleh kaka Dany Wetangterah, kaka Dicky Senda, dan kaka nona dari Sumba berdarah Batak. Ternyata kami punya visi yang sama. Visi itu mempertemukan kami di sanggar Anak Nekamese. Sungguh sangat senang.  Mereka datang sebagai voluntir/relawan, dengan ide2-ide yang super keren. Semua didaratkan dengan sempurna, sangat sederhana penuh sahaja. Terima kasih untuk waktu penuh arti bersama kami di sanggar Nekamese. Kami menunggu kunjungan berikutnya. Ayo, kawan2, siapa lagi yang mau memberi diri dan hati untuk menjadi relawan di sanggar anak Nekamese?, Syaratnya sangat sederhana, yakni kawan-kawan  berlaku ramah dengan anak dan mau bermain dengan mereka juga menghargai mereka apa adanya.  Kawan-kawan cukup berbagi apa yang kawan-kawan punya (ide dan kreatifitas) di hari sabtu dan minggu. Dan Mau juga tidur apa adanya. Kami tunggu kehadiran kawan. Salam perlindungan anak dan pemberdayaan kaum miliniel di Netulinah.

Berikut video-video kegiatan Generasi aktif di Desa Neke dan semoga dapat menginspirasi siapa saja di bumi Flobamorata dan Indonesia Raya :

Part 1 :



Semua kegiatan yang terjadi di Desa Neke adalah tidak terlepas dari peran masyarakat dan warga serta peran gereja dibawah tangan kreatif dan tak kenal lelah dari seorang Pendeta muda yakni bapak Pdt Sepri Adonis. Putra daerah yang berasal dari Amarasi tampak tak kenal lelah mengkampanyekan gerakan berdoa dan usaha perlindungan ibu dan anak serta bergabung dengan komunitas lainnya yang mencintai budaya serta adat istiadat di Pulau Timor. Kemajuan teknologi dapat merusak mental dan moral disamping memiliki sisi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ada banyak siswa (tergolong miskin) dan terancam putus sekolah. Pernahkah terlintas bahwa mimpi dan cita cita mereka adalah salah satu faktor yang membedakan antara berhenti atau tetap bersekolah. Ini kesempatan siapa saja untuk bisa menjadi cikal bakal semangat untuk perwujudan cita cita mereka. Inspirasikan adik adik kita dengan profesi kita dan jadikan cita cita itu satu alasan kuat kenapa mereka harus tetap bersekolah. Sanggar Anak Nekamese telah menghasilkan anak-anak muda kreatif baik dibidang seni dan pengolahan sumber alam yang ada. Berbaur di tengah masyarakat dan mereka berhasil membuat karya seni kain tenun dan makanan tradisional sebagai ciri khas adat di Pulau Timor. Salah satu produk, mereka namai  "Makatan" yakni sejenis coklat cadbury oreo yang terkenal seantero dunia namun bedanya adalah terbuat dari daun kelor dan kacang yang diolah menjadi makanan ringan yang dibentuk love sebagai lambang cinta dan persaudaraan. Banyak produk lainnya seperti teh yang juga terbuat dari daun kelor yang sudah mulai dikembangkan di desa Neke....yuk support aktifitas warga yang mencintai budaya dan terus memperjuangkan kesejahteraan IBU dan Anak....terima kasih untuk peran gereja yang luar biasa bagi daerah daerah pedalaman. Mereka memproduksi karya tersebut hanya apabila ada pesanan yang datang, nah oleh sebab itu mari kita semua gemakan gerakan "cintai dan gunakan produk lokal Indonesia" sehingga kita semua terutama masyarakat di NTT sudah berperan terhadap kemajuan desa-desa yang ada. Nantikan kami di kisah-kisah selanjutnya dan semoga dapat menginspirasi. Bagi para mahasiswa dan mahasiswi generasi aktif dimanapun anda berada, teruslah berkarya belajar dan kelak anda semua akan duduk di bangku-bangku pemerintahan, pengusaha dan lainnya yang berperan sebagai cikal bakal Indonesia menjadi negara besar, dan bermartabat penuh cinta kasih dan bersatu dalam kebhinekaan. Salam




Article by Ketut Rudi
Part 2 : 

No comments:

Post a Comment